Barang Bermutu, Harga Murah
BERBELANJALAH sekuat Anda. Pesan ini diutarakan sambil bercanda oleh seorang rekan diplomat di Chicago, Amerika Serikat, ketika menemani Kompas melihat-lihat gerai Aurora. Salah satu gerai termasyhur di dunia ini lebih kurang seluas mal Senayan City.
Bangun fisiknya biasa saja, Atap seng, dinding semen, pintu dan jendela dari kaca. Terdiri atas delapan bangunan induk dan beberapa bangunan kecil. Yang tidak biasa adalah barang-barang yang dijual: rata-rata barang bermerek, tetapi dilepas dengan harga miring. Sarana parkirnya yang setara dua setengah lapangan sepak bola bak padang beton. Di sana terparkir mobil-mobil terbaik di dunia, dari Rolls-Royce sampai Mercy terbaru. Dari Porsche sampai Ferrari. Dari Lincoln sampai Buick. Para pendatang pun sangat beragam. Dari menteri sampai senator dan wali kota. Dari bintang film masyhur sampai pemain teater tepi jalan. Inilah pusat perbelanjaan yang merangkul semua lapisan masyarakat, dari kalangan sangat elite sampai rakyat jelata. Dari turis kaya sampai pelancong pas-pasan.
Sebagian pembeli di sini benar-benar berbelanja secukupnya. Namun, lebih banyak lagi pengunjung yang membeli barang seperti kalap. Mereka ini rata-rata berbelanja di atas 17.300 dollar AS. Mereka memborong belasan jenis barang senilai 17.300 dollar di gerai masyhur itu. Sekadar komparasi, di kota Chicago, total harga barang-barang itu bisa mencapai 55.000 dollar AS. Bukan main. Barang apa saja yang dibeli sehingga belanjaan mencapai angka fantastis itu? Untuk diketahui, 17.300 dollar AS setara Rp 160,89 juta, dan 55.000 dollar AS ekuivalen dengan Rp 511,5 juta. Jelas ini bukan angka main-main.
Peter Smith, salah seorang pembelanja setia Aurora, menyebutkan, sekali berbelanja, ia menggesek kartu hingga belasan ribu dollar AS. Anak pengusaha beberapa hotel di Chicago ini mengungkapkan, umumnya ia membeli arloji, karpet, sepatu, tas perempuan, lukisan, dan beberapa jenis pakaian berkelas. Tentu tidak semuanya ia gunakan. Ada pula yang ia hadiahkan kepada pacar serta calon ayah dan ibu mertuanya. Sebagian lagi ia berikan kepada teman karib dan adik-adiknya.
”Janganlah memandang saya seperti itu. Belanjaan ini tiada artinya. Teman saya, Paul, anak pemilik perusahaan tambang minyak bumi, sekali belanja bisa mencapai 100.000 dollar AS,” ujar Peter sambil mengelus setir mobil Porsche-nya. Ia mengatakan suka berbelanja di Aurora karena barangnya bagus dan murah. Jarak pusat kota Chicago ke Aurora hanya 40 kilometer, kira-kira 20 menit perjalanan dengan mobil Porsche.
Amerika Serikat adalah salah satu negara yang membangun gerai barang bermutu harga miring di tepian kota besar. Harga dipatok miring bukan berarti bermutu rendah, melainkan barang bagus dan bermutu tinggi bisa dijual. Model barang itu hanya terpaut enam bulan dari barang yang dijual di pusat kota. Misalnya begini, ada tas merek Salvatore Ferragamo yang mulai dipasarkan ke komunitas elite di pusat kota New York, Washington DC, Los Angeles, atau Chicago. Tiga bulan kemudian, tas itu sudah bisa digelar di daerah menuju pinggiran kota. Tiga bulan kemudian sudah bisa dipajang di gerai agak di luar kota, seperti Aurora itulah. Pemajangan di tepi kota ini dengan konsekuensi harga yang dilepas sudah sangat miring.
Di dalam kota, otoritas kota menyediakan pelbagai gerai dengan harga murah, di antaranya di kompleks Old Navy dan TJ Max. Barang yang dijual sangat beragam dan (ampuuun) murahnya. Ikat pinggang kulit yang keren bisa diperoleh dengan harga 18 dollar AS. Dasi dari merek kelas satu bisa dibeli dengan harga 8 dollar AS sampai 12 dollar AS. Sepatu dari merek kelas satu bisa dibeli dengan harga 40 dollar AS. Anda yang datang ke kota ini bisa berpesta belanja. Harga-harga yang ditawarkan benar-benar ajaib.
Warga di kota lain, di antaranya Washington DC dan New York, boleh pula menikmati fasilitas yang menyenangkan itu. Di tepi kota Washington DC terdapat gerai yang menawarkan harga sangat miring, yakni Potomac Mills. Di gerai yang luasnya lebih kurang setara mal Central Park, Jakarta, ini tersedia barang-barang bermutu dengan harga miring pula. Tergantung apakah Anda kuat menentengnya pulang atau tidak. Sebagian shoppers kawakan dari Indonesia kalau datang ke sini terkesan agak kalap. Mereka beli apa saja yang bisa mereka raih. Soal bayaran tentu tidak masalah karena mereka tinggal menggesek kartu kredit yang mereka miliki.
Di New York lain lagi. Selain terdapat gerai besar di tepi kota, di pusat kota juga terdapat sejumlah gerai yang sangat menawan. Letaknya pun di jantung kota tersibuk di dunia itu. Di Manhattan, misalnya, ada Century 21 (a discount department store) yang menjual aneka kebutuhan, dari pakaian, sepatu, hingga dasi, syal, dan sepatu. Menarik memperhatikan raut shoppers di lokasi itu. Mereka ibarat manusia lapar yang mungkin secara tak sengaja menyambar apa saja yang mereka sukai, kemudian antre di kasir. Di antara para pembelanja ini terdapat pula sejumlah orang Indonesia.
Dalam percakapan dengan Kompas, sejumlah pembelanja yang kalap tersebut umumnya membeli barang-barang bermerek itu tidak semata untuk dirinya. Tidak juga semata untuk oleh-oleh di kampung halaman, melainkan menjadi barang dagangan.
Dari sekian banyak pembelanja Indonesia terdapat tiga pria asal Pontianak dan seorang dari Semarang. Mereka membawa pulang beberapa koper barang dari Amerika Serikat. ”Datang sih cukup dengan tiga setel pakaian. Lalu, beberapa koper kami isi dengan berbagai barang dari Aurora dan Potomac Mills. Kami bawa pulang dan tawarkan kepada teman-teman berkantong tebal,” katanya.
Pada akhirnya, biaya tiket, hotel sederhana, makan, dan jalan-jalan tertutup oleh margin yang diperoleh dari penjualan barang-barang tersebut. Bahkan, mereka masih memperoleh selisih sampai 6.900 dollar AS per orang. Inilah yang kemudian populer dengan istilah jalan-jalan gratis, pulang kantong tebal.
Kini, terpulang kepada warga yang ingin mencoba peruntungan. Silakan mencoba jika ingin meraih ribuan dollar AS sambil berjalan-jalan gratis, tidur gratis pula. Perjalanan ke Amerika bisa dilakukan dengan hati berbunga-bunga.
Kalau berminat dengan langgam bisnis baru ini, silakan mengurus paspor, kemudian mengurus visa ke Amerika Serikat. Syukur-syukur kalau mendapatkan visa multiple dan masa berlakunya lima tahun. Kumpulkan ”modal”, paling tidak untuk biaya tiket, misalnya ke Amerika Serikat, dan biaya apartemen sederhana atau hotel bintang dua. Siapkan uang untuk membeli barang-barang yang hendak Anda beli.
Alangkah baiknya kalau sebelum berangkat Anda bertanya kepada banyak calon pembeli apakah berminat dengan tas LV, Hermes, Coach, Burberry, dan sebagainya. Apakah suka kemeja ini, sepatu itu. dasi yang mulus, dan sebagainya. Bisa juga bertanya tentang arloji menarik atau lukisan cakep yang bisa dibawa pulang dari Amerika Serikat. Ketika sudah terkumpul dalam jumlah belasan ribu dollar AS, bolehlah Anda berangkat. Atau kalau ingin jauh lebih praktis, gunakan saja kartu kredit, asal kita siap ”rugi kurs”
Beberapa warga Surabaya menuturkan, mereka sudah beberapa tahun ini menjalani gaya hidup beli barang di Amerika Serikat dan menjualnya di Indonesia. Mereka merengkuh kesuksesan serta bisa membeli mobil, sepeda motor, dan mencicil rumah di Jakarta Selatan. (Abun Sanda)
Ditulis oleh Gilang Biantara
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar